Senin, 31 Oktober 2011

PERPISAHAN YANG PANJANG PADA PERTEMUAN YANG SINGKAT

 
http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://cahayasalaf.files.wordpress.com/2010/02/perpisahan.jpg&imgrefurl=http://cahayasalaf.wordpress.com/2010/02/24/perpisahan

Mai, tiba-tiba merasa melihatmu berdiri di atas roda waktu yang berputar pada lintasan berbentuk pegas, yang berlahan membawamu pergi menjauh dari titik tempatku berdiri saat ini.
Betapa jauhnya kamu akan berada, Mai!
Dan tiba-tiba merasa sangat kehilanganmu.

Malam ini Jogja gerimis Mai, tapi mungkin besok tidak lagi.

Sama persis seperti hati.

Malam ini mungkin aku sangat sedih akan kehilanganmu, terlalu sedih bahkan sampai merasa bahwa malam ini adalah pembicaraan terakhir kita yang berkualitas. Setelah ini, kamu mungkin akan bertemu banyak orang baru, yang lebih hebat, yang lebih "tanpa celah", dan mampu mebuatmu semakin bersinar dengan bersamanya. Hal sama mungkin juga akan terjadi padaku.

Pada kondisi seperti itu Mai, pasti tanpa sadar kita akan saling melupakan dan mengabaikan, secara alami... Tapi bukan berarti membuatmu menjadi tidak penting dan membuat posisimu bergeser dari hatiku...

Buatku, hidup itu seperti chapter-chapter dalam buku. Dalam chapter hidupku 2 tahun kuliah di Jogja, kamu jadi tokoh penting dalam ceritaku, yang membuat ceritaku 2 tahun ini terasa begitu gemilang dan ku syukuri.

Meskipun  cerita dalam chapter ini sudah selesai, tapi kehadiranmu dalam chapter inilah yang akan mempengaruhi jalan ceritaku di chapter-chapter berikutnya.

Semoga Allah mengizinkan untuk menjadikan chapter-chapter kehidupan kita selanjutnya jauh lebih baik dan gemilang. Dan jika itu terjadi Mai, salah satu penyebabnya adalah karena peranmu, karena pertemuan kita yang singkat namun berkualitas.

Banyak hal yang ingin ku tulis mai, tapi menurutku sedikit tertutup itu lebih sexy daripada terlalu vulgar. :D

Aku menyayangimu mai, jaga diri baik-baik. Dari jauh kita akan saling mendo'akan untuk kebaikan dan kemuliaan hidup kita masing-masing.....

Perpisahan yang panjang pada pertemuan yang singkat: untuk sahabat, yang sudah seperti kakak, guru, partner, bahkan terkadang musuh. Begitu nano-nano persahabatan kita, sampai kata-kata pun menyerah untuk mendeskripsikannya. :)

Selasa, 11 Oktober 2011

I'm Master U-Ge-EM, but STILL single

(Halaman Persembahan yang Gagal Disisipkan ke draft TESIS)

Dua tahun masa studi Es-Dua ku akhirnya tertuntaskan, meskipun penyelesaiannya tepat di detik-detik terakhir, masa-masa injury time yang menegangkan! Tapi paling tidak aku puuaassss.... bisa mematahkan skeptisme seorang teman, yang dengan senyum sadis dan sinisnya berkata padaku:

"Laily, kayaknya kamu gak nutut buat wisuda Oktober". 

Mak jeleeebbb...... Seperti bangunan runtuh, aku coba memungut kembali puing-puing reruntuhan semangatku yang berserakan, ku tempel-tempel senyum dibibir biar tetap tampak tegar. Sumpah! waktu itu aku benar-benar ingin menjambak rambutnya yang rapi, kaku dan mengkilat. Hmmm.... sabar-sabar.... kata batinku. 

Gimana gak kesel coba, dia berkata seperti itu, TEPAT setelah ujian sidang TESIS-ku (baca: pendadaran) yang gemilang. Dia tidak tahu betapa aku sudah berusaha keras, berjuang mati-matian, melakukan sebaik mungkin, dan bertekad sekuat mungkin untuk tetap bisa wisuda Oktober, meskipun aku baru dapat jadwal ujian tanggal 15 September. Baiklah, secara normal memang terlihat agak sulit, karena antara tanggal ujian dan batas akhir pengumpulan berkas persyaratan wisuda hanya berselang 12 hari. Tapi, apa sih yang gak mungkin??? Dia lupa, kalo aku ini gak normal dan sering bertindak diluar batas kenormalan!!! Dia lupa kalo aku ini Superwomen!!!! Selama kita mau berusaha keras dan mencoba, pisang pun bisa kita ubah jadi keripik!!! (Ngiiiikkkk... Apa hubungannya coba?? wkwkwkwkwkwkwkkk....) Ya.. ya.. ya...Tapi, bagaimanapun juga aku harus bertrimakasih padamu teman. Karena energi negatifmu telah mendorong energi positifku keluar lebih optimal :). Benar-benar terbukti, tekad yang kuat akan mengalahkan segala-galanya.... Hantam kromo, Boy!!!

Alhamdulillah, Sidang Tesis berjalan Lancar dan Gemilang. Trimakasih saya ucapkan dari kedalaman hati saya, yang pertama : untuk Allah SWT, Tuhan Semesta Alam... Yang setiap hari selalu menyirami saya dengan rahman dan rahimnya, dan mengizinkan saya tumbuh menjadi seorang manusia yang utuh dengan segenap jiwa dan raganya hingga detik ini...

Kedua, untuk orang tua dan keluarga, atas do'a yang tak putus-putus dan kepercayaan yang luar biasa. Semangat terbesarku adalah kalian. Semua kebaikan yang terjadi padaku, adalah untuk kalian.. Terimakasih Ibuk, Bapak, Mbah, Om, Tante, Mas Popi, Mbak Za, Adik Sauqi, Adik Hafidz, Adik Fahmi, Adik Reza, Keponakanku Opia, dan si kecil Fadhila... Bagiku, kalian adalah segala-galanya....

Ketiga, untuk kedua Dosen Pembimbingku, Pak Eko dan Prof.Chafidz, yang benar-benar berlaku bak seorang Ayah yang mengajari anaknya naik sepeda.  Membantu dan menuntunku pelan-pelan diawal, untuk selanjutnya memberi ruang seluas-luasnya bagiku berkembang secara mandiri, juga memberiku kepercayaan dan menunjukkan betapa bersinarnya aku di hadapan dosen penguji. Benar-benar menyentuh dan mengharukan... Trimakasih banyak Bapak..... ^__^

Tak lupa buat sahabat-sahabatku yang telah berbaik hati membantuku, mendoakanku, dan menyemangatiku.
Teman-teman Ilmu Lingkungan 2009, Ilmu Lingkungan 2010, Rekan-rekan Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) UGM, Teman Ex-Kantin ITS dan Tiyang Alit, Teman-teman Biologi ITS 2004, dan teman-teman sepermainan dan seperjuangan, yang tidak bisa disebut satu per satu.

Trimakasih buat  Maiku- Mas Adit dan mas Dian yang sudah menyempatkan datang waktu pendadaran. Kehadiran kalian benar-benar menjadi semangat terbesarku. Trimakasih atas persahabatan yang manis (bersama Nisa), pertemuan kita pada awalnya memang diawali dari kepentingan. Tapi aku yakin, setelah kepentingan kita selesai, persahabatan kita tidak ikut usai dan masing-masing dari kita akan saling menyimpan setiap kenangan yang kita lewati bersama: senang, sedih, marah, jutek, lucu, saat-saat kita saling menguatkan, saat-saat kita jatuh, saat kita melakukan hal-hal bodoh dan kekanak-kanakan, saat kita makan belut, saat kita nyamperin pengamen di Malioboro, saat kita berdebat di warung makan dan marah-marah gak jelas, saat nangis ditutupi jaket, saat nangis ditutupi kaca helm sambil naik motor ke Metro TV... Mas Adit, trimaksih sudah menjadi kakak yang baik buat adikmu yang "mayak" ini. Trimkasih juga buat ilmu-ilmunya, senjata rahasiamu... Tenang, aku akan jadi adik yang baik dan membanggakan buatmu. Hingga suatu saat nanti, dirimu akan melihatku sambil berkata dengan bangga, "Itu adikku lo, bisa hebat seperti itu juga karena tak ajari." :D

Trimakasih buat sohib-sohibku Galauers, Nisa, Mbak Rina, Mbak Thywa, Abdi, Tegar, Tanto, atas kebersamaannya selama ini... Bersama kalian, tidak ada istilah malam minggu yang sepi.... Kuliner, foto-foto, spedahan di Alkid, curhat, nongkrong, dan masih banyak ketidak jelasan lain yang telah kita lalui bersama. Tidak hanya itu, kalian juga orang-orang terdekat yang selalu ada buatku saat aku membutuhkan uluran tangan dan tempat bersandar. Aku menyayangi kalian.... Saat 2x patah hati, mbak rina yang selalu setia menemani. Saat-saat gila, selalu ada Nisa sahabat yang bener-bener "ngerti isi njero-njobo"ku. Saat butuh bantuan dan hiburan, ada Abdi yang SIAGA 24 jam, dan juga Mai-ku Tegar yang selalu bisa diandalkan. Hmmm... Apa jadinya hidupku tanpa kalian.... ^__^

Buat "Ngurah Ganks": Mbak Ngurah, Mas Dipta, Mas Danang, Mas Varih, Mas Pepeng, Mas Ari, yang sudah mau nemeni latihan presentasi sampai jam 1 dini hari, di malam sebelum maju pendadaran. Bener-bener sukses membuat simulasi ujian yang sebenarnya, meskipun hanya "seolah-olah" tapi benar-benar "kerasa" auranya. Sesuatu banget pokoknya! :p

Mas Tomy, Mas Ucup, Mbak Ngurah, makasih dah dibantuain translate...  Tanpa kalian, mungkin aku harus wisuda Januari... Hehehheee...

Buat tim lapanganku, Ellen "Molen" yang setia menemaniku turun lapangan hampir 50 sampel rumah tangga!!! juga buat Lia IL '10, Erik IL '10, dan dek Vira Geo, makasih dah bantuin sampe panas-panasan di jalan....

Buat temen-teman Kos, terutama Fatty, Hesty, Mala, Rika, Adek Ipit, makasih buat bantuan, support dan do'anya...

Sepesial buat Mbak Rina, Nisa, dan Mbak Wathy, makasih banget buat Kaos Kelulusannya. Bener-Bener Mengena, menampar-nampar hati. :D   Tapi, aku hargai niat baik kalian. Aku yakin ini adalah perwujudan cinta kalian padaku yang sangat dalam. "I'm Master UGM but STILL Single", sederet kalimat pendek ini benar-benar mewakili perwujudan kondisiku saat ini. Entah, apakah ini sesuatu yang lucu, atau menyedihkan. Kenyataannya, merubah status SINGLE menjadi DOUBLE memang bukan perkara yang mudah buatku. Tapi tenang, sahabatmu ini adalah PEJUANG CINTA yang tangguh, tidak akan menyerah hanya karena 2,3,4,5 kali gagal! (hahhahaaa.... banyak amat ya...???). Pencarian akan tetap berlanjut, hingga hati berlabuh di dermaga yang tepat. ;P

Akhirnya... Masa-masa studiku di kampus U-Ge-EM berakhir... bakal kangen dengan ruang kuliah lantai 4 Gedung Lengkung Pascasarjana U-Ge-EM, tempat dimana setiap pagi kami disuguhi pemandangan Merapi yang indah secara gratis. Bakal kangen dengan sekre HMP, yang meskipun kecil tapi disanalah aku bertemu banyak orang-orang hebat yang tidak pernah pelit ilmu, bahkan rela meluangkan waktu, tenaga, pikirannya untuk menjalankan tanggung jawab keilmuannya mengabdi kepada masyarakat, dan untuk ilmu itu sendiri. Bakal kangen diajar Dosen-Dosen Hebat: Bu Tjut yang keras namun disiplin dan berdedikasi, Pak Harry Hukum Lingkungan yang selalu membakar, Pak Budi Ekonomi Lingkungan yang bijaksana, Pak Ratman yang Filosofis, Pak Darmadji, dan dosen-dosen lain, mudah-mudahan kepada beliau-beliau selalu dilimpahkan kesehatan dan kebahagiaan. Bakal kangen sama Pak Didit, Bu Nur dan Pak Salman bagian Akademik, yang sudah banyak membantu selama dua tahun ini. Bakal kangen sama Bapak-bapak SKK, yang selalu menyunggingkan senyum ramah saat pertama kali masuk pintu gerbang, juga bakal kangen sama sapaan hangat bapak-bapak yang sering nyapu pagi-pagi di halaman Gedung Lengkung...

Sangat bersyukur atas dua tahun terakhir yang ku jalani selama di U-Ge-Em, di Kota Yogyakarta yang tenang dan bersahabat. Bagiku, dua tahun disini ibarat masa-masa semedi dan menyepi, setelah 4 tahun larut dalam hingar bingar Kota Surabaya. Trimakasih Yogyakarta.... Meskipun Saya Master dan masih Single, tapi Saya Bahagia menjalani dua tahun ini bersamamu, Yogyakarta.... ^__^


Senin, 10 Oktober 2011

SURAT CINTA : IZINKAN AKU MEMULAINYA

Untukmu, tempat harapan disandarkan.

"Selama 25 tahun perjalananku, aku selalu menyadari bahwa cinta memang tidak untuk dimiliki sendiri. Cinta harus diungkapkan karena tidak pernah ada cinta yang disembunyikan kecuali untuk orang yang terlalu mencintai dirinya sendiri. Cinta memang ada untuk dicintai dan diungkapkan sebagai jembatan baru ke pelajaran kehidupan selanjutnya. Cinta yang sebenarnya membuat kita lebih mengerti diri sendiri dan siapa kita, serta orang yang kita cintai. Hingga kita akhirnya bisa lebih bersyukur ketika menyadari tidak ada cinta yang lebih besar dari cinta Pencipta terhadap ciptaan-Nya.

Aku mungkin tidak sereligius kamu, tapi adalah keinginan setiap orang untuk menjadi dekat dengan-Nya, termasuk aku. Dan aku pun akan terus berusaha memantaskan diri, hingga menjadi dekat dengan-Nya. Aku percaya, Dia tidak selalu memberi yang kita pinta tapi memastikan kita mendapat yang kita butuhkan, termasuk cinta.

Sebelumnya maafkan aku jika menurutmu aku terlalu berani dan terbuka, tapi itu lah aku. Aku menunggu waktu yang tepat selama ini, tapi akhirnya aku sadar tidak akan pernah ada waktu yang tepat menurut kita, jika tidak dimulai. Dan aku pikir, ini lah saatnya.

Sejak kecil aku diajarkan bagaimana bersikap sebagai seorang perempuan, bagaimana menjaga sikap dan termasuk menahan perasaan. Tapi hidup yang aku jalani, juga mengajarkan: sometimes we have to break the rules to free our heart.

Dan akhirnya ku katakan: Aku ingin menitipkan hatiku padamu. Aku menyukaimu bukan karena kamu adalah sosok yang sempurna, karena ternyata dalam ketidaksempurnaanmu aku justru menemukan apa yang bisa menjadi pelengkapku kelak.

Aku yang selalu merasa tahu ini pun, terkadang kau buat tidak bisa berkata sepatah kata pun jika kamu sudah tegas dengan katamu, meskipun sebenarnya kamu seorang pendiam.
Aku yang keras kepala dan jarang mau mengalah, sering tidak berdaya jika harus menghadapi mu.
Kelembutan dan perhatian-perhatian kecilmu, membuatku bersinar.
Melihat jalan hidupmu yang selalu lurus, membuatku berfikir ulang tentang perjalanan hidupku yang abstrak dan penuh liku

Bagiku kau seperti cermin, karena dengan melihatmu membuatku berbenah dan memperbaiki diri.

Aku mengagumimu dengan segala kesederhanaanmu, kesabaranmu, dan keuletanmu dalam menjalani keseharianmu. Tapi yang lebih membuatku kagum adalah keteguhanmu dalam memegang keyakinan, juga kecintaanmu terhadap-Nya. Sesuatu yang sampai saat ini, masih ku coba.

Aku tidak meminta konsekuensi apapun untuk hal ini. Aku sadar we will face a lot when we decide together. Terlebih aku tipe perempuan konvensional yang percaya bahwa Lelakilah yang bertugas bertanya dan meminta. Aku hanya ingin kamu tahu soal ini. Kelanjutannya adalah tugasmu."


“Woman was created from the ribs of a man
Not from his head to be above him
Nor from his feet to be walk upon him
But from his side to be equal
Near to his arm to be protected
And close to his heart to be loved”

-AKU-

=========================================================================


Izinkan aku memulainya, bukan karena yakin akan mendapat jawaban yang aku inginkan darimu, tapi agar aku dapat menapakkan kakiku dengan tegas dan memilih jalan yang harus segera ku tentukan untuk hidupku. Karena waktu terus berjalan, dan kita akan tertinggal jika  tidak segera bergerak, menentukan pilihan, dan melangkah…

Setiap wanita pasti membutuhkan kepastian dari semua isyarat, yang dengan sengaja atau tidak dikirimkan padanya. Atas semua perhatian kecil yang melambungkan, atas sikap dan prilaku yang menyentuh personality, atas kenyamanan yang terbangun dari setiap kontak dan komunikasi, juga atas degupan jantung yang menggetarkan isi dada pada setiap pertemuan. Ini seperti isyarat semesta yang membuat setiap wanita sekuat apapun jatuh merendah dalam pengharapan. Karena itu, izinkan aku memulai lebih dulu, untuk mempertegas semua batas, untuk memperjelas hitam dan putih, agar tidak terlalu lama aku jatuh dalam pengharapan yang tak pasti. Hidup harus berlanjut, dengan atau tanpamu. Dan semakin cepat aku tau, semakin cepat aku bisa menentukan langkah, dan tentu semakin baik bagi kita.

Ketahuilah, kami, wanita, yang memilih memberanikan diri untuk memulai lebih dulu, adalah wanita tangguh dan kuat yang memperjuangkanmu karena meyakinimu sebagai yang terbaik. Butuh keberanian berlipat-lipat bagi kami untuk bisa memulai. Butuh kekuatan untuk menanggung berbagai kemungkinan, termasuk yang terburuk sekalipun. Meski tahu resikonya, tapi wanita seperti kami pun tetap memutuskan untuk maju dan mencoba, meski harus menerobos batas kewajaran. Itu berarti kami begitu meyakinimu sebagai pembaik bagi hidup kami, dan kami pun yakin akan mampu menjadi pembaik bagi hidupmu, jika jalan yang ingin ku mulai ini kau buka.

Izinkan aku memulainya lebih dahulu, dan jawablah dengan kebijaksanaan seorang pria yang mampu bertanggung jawab. Jangan membuat aku kecewa dengan mengabaikan semua isyarat yang telah saling kita sampaikan dalam kesadaraan dan ketidaksadaran kita.

Aku sadar, perjuangan tidak selalu berakhir bahagia. Apapun yang terjadi, paling tidak usahaku untuk memulai sudah ku coba. Tetaplah menjadi baik di mataku, tetaplah jadi cerminku. Meskipun pada akhirnya kamu tidak bersedia membukakan pintu yang ingin ku ketuk. Jika hal itu terjadi, aku tidak akan menunggumu di depan pintu, sambil menekukkan lutut dan berharap. Aku akan meneruskan langkah, karena hidup harus berjalan dengan atau tanpamu. Wanita yang memulai, selalu ditakdirkan menjadi kuat. Separah apa pun luka, akan tetap sanggup berlari. Karena bagaimanapun juga, hidup harus berlanjut.


Yogyakarta, 2 Oktober 2011.